Langsung ke konten utama

Euforia Mandalika, Prestasi atau Introspeksi?

wacana-edukasi.com– Ramai dibicarakan sejagad sosmed, perhelatan akbar balap motor internasional yang digelar di Mandalika, Lombok. Mulai dari pawang hujan yang kehujanan, salah satu pemain yang mengalami crash, hingga besarnya dana yang digelontorkan untuk pembangunan infrastrukturnya.

Dilansir dari jakbarnews.com (20/03), menteri keuangan Sri Mulyani mengatakan, bahwa gelaran MotoGp tidak akan terlaksana tanpa kucuran dana dari APBN. Besarannya mencapai 1.3 Triliun. Nilai yang sungguh fantastis ditengah gonjang-ganjing kondisi ekonomi akibat pandemi.

Banyak warga yang melek berita, melihat ajang MotoGp ini hanya untuk mencapai popularitas di tengah karut marutnya kebijakan. Lihat saja bagaimana kasus minyak goreng yang harganya melangit, ditambah lagi harga pangan lainnya yang tak kalah melejit. Tak heran jika rakyat merasa iri dengan besarnya alokasi dana yg dikucurkan hanya untuk kebutuhan prestige bukan untuk pemenuhan hajat hidup orang banyak.

Patutlah dikritisi bagaimana pemilihan kebijakan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan asasi masyarakat. Tidak relevan antara persoalan yang terjadi dengan keputusan pemangku kebijakan. Semua seolah ingin tampil memukau di mata internasional. Namun melalaikan apa yang menjadi perhatian rakyat yaitu kesejahteraan. Lantas, dari semua dana dan upaya yang dikeluarkan untuk Mandalika, siapa yang dapat untung? Tentu saja bukan rakyat. Rakyat masih dengan kebingungannya berupaya pulih secara ekonomi setelah diterpa pandemi. Membanting tulang menyesuaikan diri dengan berbagai kesulitan.

Hendaknya pemerintah introspeksi diri bukan berharap apresiasi. Apakah uang yang dikeluarkan sudah benar untuk rakyat, ataukah hanya untuk segelintir kalangan? Pemerintah harus berupaya keras memikirkan bagaimana rakyat bisa sejahtera dan memberikan solusi yang tidak tambal sulam. Jika sistem yang berasas pada sekuler kapitalisme ini tak mampu mewujudkannya, sudah selayaknya kita menjadikan sistem yang berasal dari Rabb semesta alam sebagai satu-satunya solusi hakiki yakni sistem Islam. Dengan begitu keberkahan dari langit dan bumi akan kita dapatkan.

Ainun Istiharoh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangkitkan Paradigma Perubahan dari Benak Para Pemuda Indonesia**

Perkembangan Penelitian IPB sebagai Penjawab Permasalahan Pertanian Indonesia

jilbab dan khimar...