Membangkitkan Paradigma Perubahan dari Benak Para Pemuda Indonesia**


Oleh : Upik Elfahrelza MHTI
Bicara pemuda tidak ada habisnya, apalagi pada bulan oktober, semua media, instansi pemerintahan, LSM-LSM sampai institusi pendidikan membicarakan pemuda. Tidaklah salah karena saat ini pemuda sangat diharapkan menjadi actor perubahan.
Dalam Global Youth Forum, Jakarta 14 Agustus 2012.  Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr dr Sugiri Syarief menjelaskan bahwa jumlah kawula muda di dunia yang terus meningkat akan menjadi sumber daya pembangunan negara bila potensi mereka dapat dimaksimalkan. Pada saat yang sama, jumlah kawula muda yang banyak juga dapat menjadi permasalahan bila potensinya tidak dimaksimalkan secara positif.
"Karenanya, investasi dalam kelompok ini merupakan sebuah keharusan," jelas Sugiri. Tambahnya  Dalam pertemuan  tersebut melibatkan UNFPA, lembaga-lembaga PBB lainnya, kawula muda, dan berbagai kalangan untuk menterjemahkan aspirasi Internasional Conference on Population and Development (ICPD) tahun 1994 lalu menjadi jaringan advokasi kawula muda yang berkesinambungan.

"43 %populasi dunia terduri dari masyarakat berusia di bawah 25 tahun, dan persentase tersebut mencapai angka 60% di negara-negara miskin. Hal inilah yang membuat UNFPA mencantumkan kawula muda dalam agenda ICPD beyond 2014," ungkap Jose Ferraris, UNFPA Representative in Indonesia. ( INILAH.COM, 14 Agustus 2012)


Pertemuan di bali tersebut sejalan dengan arahan Ban Ki Moon dalam forum 45th session of the Commission on Population and Development UN pada April 2012 lalu mengatakan bahwa pemuda lebih dari sekedar kekuatan demografi.  Pemuda memiliki kekuatan untuk melakukan perubahan. Karenanya Pemuda harus mendapatkan advisor khusus.  Tidak hanya Ban Ki Moon pada bulan Februari 2012, Hillary Clinton menegaskan pentingnya untuk mendukung pemuda dengan  strategi baru berupa investasi dan pemberdayaan.
Di Indonesia sendiri pemberdayaan pemuda sangat terbaca jelas melalui UU Kepemudaan dan UU Perguran Tinggi. Turunan dari kedua UU tersebut dapat terlihat pada warna aktivitas kegiatan mahasiswa baik secara kelembagaan mahasiswa maupun secara akademik kemahasiswaan.
Barat yang kini berada diambang kehancuran (akibat sistem demokrasinya) telah mengindra peluang-peluang yang mampu menyelamatkan peradabannya, salah satunya adalah Bonus demografi. Bonus demografi merupakan kelebihan populasi di pada umur yang produktif.  Di Asia  Pasifik, 20 persen dari total populasi penduduknya adalah pemuda usia 15-24 tahun.
Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar mengatakan Indonesia saat ini memiliki potensi sumber daya manusia (SDM) yang besar hingga 30 tahun ke depan yakni tingginya tingkat usia produktif. Dikatakan pula "Indonesia akan memiliki itu (keuntungan usia produktif) sampai 2040. Negara maju sudah masuk aging society di mana penduduk usia 60 tahun mencapai 15 hingga 20 persen, di Jepang saja aging society-nya sudah mendekati 20 persen, Amerika Serikat sekitar 15 sampai 20 persen," kata Mahendra saat membuka Indonesia Financial Exhibition & Forum di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat.
Ia menjelaskan, tingginya angka usia produktif di Indonesia merupakan keunggulan tersendiri diantara negara-negara lain. Hal ini dikarekan angka usia produktif yang tinggi dapat membantu akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Salsiah Alisjahbana menilai salah satu faktor pendorong tingginya angka pertumbuhan nasional adalah kekuatan tenaga kerja muda produktif yang diharapkan mampu berperan dalam perkembangan pereknomian nasional.

Menurut Armida, penduduk usia muda dan produktif yang berusia 15-25 tahun membuka peluang Indonesia dapat lebih tinggi lagi menggenjot tingkat pertumbuhan ekonomi. Pengembangan SDM termasuk satu dari tiga pilar yang akan dikembangkan dalam Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011 - 2025.( ANTARA News)
Kondisi  diatas bisa menjadi pisau bermata dua. Jika keadaan ini bisa disikapi dengan baik maka akan menguntungkan bagai peradaban barat yang memiliki Kapital, namun jika tidak maka kemiskinan semakin menghancurkan bangsa tersebut. Faktanya keterpurukan pemuda akibat penerapan sistem kapitalisme masih menjadi persoalan. Sekitar 50 persen (1.8 Miliar) dari total anak muda di dunia saat ini bertahan hidup dengan kurang dari $2 per hari. Sementara lebih dari 100 juta remaja tidak bersekolah. Tingkat pengangguran usia muda di Indonesia, Filipina dan Sri Lanka melampaui 25 persen yang merupakan tingkat tertinggi di Asia. Inilah yang membuat Negara-negara barat ingin menfokuskan pemuda menjadi agen penyelamat.
Pemuda saat ini.
Untuk menguatkan tujuan diatas, barat kini membuat role mode baru yaitu dengan membangun dialog 2 arah dengan pembuat kebijakan; menjadikan pemuda sebagai aktor di komunitasnya; fokus dalam pembangunan ekonomi (economic development). Ada perubahan mindset di Barat, bahwa pemuda tidak lagi diperankan sebagai korban, tapi harus dilihat sebagai pelaku/pemimpin perubahan.
Perubahan Mindset Partisipasi Pemuda
Penjelasan umum UU Kepemudaan menjelaskan bahwa kebijakan pelayanan kepemudaan mempunyai arah untuk meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam membangun dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.  Partisipasi dan peran aktif pemuda yang ditopang dengan sistem pendidikan pragmatis( dilandasi oleh UU PT), dilandasi asas kebhinekaan, partisipatif, kesetaraan dan kemandirian pada Pasal 2(d, g, i, j), didorong dengan semangat patriotisme, budaya prestasi, dan semangat profesionalitas pada Pasal 7 (a, b) serta tawaran solusi pragmatis dalam peningkatan dan perluasan memperoleh peluang kerja sesuai potensi dan keahlian yang dimiliki pemuda pada Pasal 8(1,c). Nilai-nilai di atas terlihat sangat baik, namun jika ternyata jika kita kaji lebih lanjut nilai-nilai itu  hanya akan melahirkan Pemuda yang berpandangan bahwa mereka harus bekerja dan berpartisipasi menjadi pelaku ekonomi untuk perbaikan ekonomi dan berdaya guna demi kemajuan bangsa. Pemuda yang ditipu oleh asas partisipasif dan semangat patriotisme tidak akan menyadari bahwa berbagai agenda pemuda dan kesejahteraan syarat dengan agenda liberalisasi global yang akan menguatkan para pemegang saham. Program ini menjadikan pemuda rela sebagai partisipan untuk menggoalkan tujuan kapitalisme.
Agenda-agenda kepemudaan skala Nasional maupun skala PT, baik diselenggarakan oleh swasta ataupun pemerintah semuanya mengarus opinikan paradigma yang sama yaitu “partisipasi aktif pemuda untuk menyelesaikan masalah kesejahtraan bangsa”. Berikut merupakan bentuk partisipasi aktif membangun bangsa menurut mahasiswa pemuda saat ini.
Indonesia mengajar dengan visinya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui Mengisi kekurangan guru berkualitas di daerah yang membutuhkan dan Menjadi wahana belajar kepemimpinan bagi anak-anak muda terbaik Indonesia agar tak semata memiliki kompetensi kelas dunia, tetapi juga pemahanan akar rumput. Program ini akhirnya mampu menghimpun ribuan mahasiswa yang berjiwa sosial tinggi untuk menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia.
Tidak hanya yang berjiwa sosial, pemuda Indonesia juga mampu membuktikan partisipasi politiknya melalui Parlemen Muda Indoensia. Parlemen Muda memiliki Pembangunan nasional melalui investasi kaum pemuda yang di wujdukan dalam misinya yaitu: (1) Meningkatkan partisipasi pemuda dalam kegiatan politik nasional, (2) Meningkatkan kesadaran pemuda mengenai isu-isu penting, (3) Mempersiapkan pemuda dengan kualitas kepemimpinan terbaik, (4).Mengemukakan pikiran dan ide-ide pemuda mengenai isu-isu politik. Saat ini Parlemen Muda telah berhasil menginduksi 33 propinsi di tanah Air.( www.parlemenmuda.org)
Dibidang pengembangan SDM pemuda IYC (Indonesian Youth Conference) yang memiliki tagline “Masa Depanmu Dimulai dari Sekarang” telah mengakomodir potensi-potensi pemuda yang diarahkan sesuai dengan minat anggotanya. Dan kini, salah satu program yang sedang digarap adalah “ Bicara Desa”
Dalam skala lokal, kampus-kampus besar di Indonesia memiliki warna yang sama dalam pelaksanaan program kegiatan mahasiswa kelembagaannya. Misalnya saja kampus IPB dalam 2 bulan (September-Oktober) telah mengadakan  kegiatan yang bertujuan untuk memberdayakan mahasiswa sebagai actor utama dalam proses perubahan bangsa. Perhatian penuh dari pemerintahpun nyata pada perjalanan aktivitas mahasiswa misalnya dalam kurun waktu 2 bulan tersebut kurang lebih ada 5 menteri yang berkunjung dan member dukungan pada aktivitas mahasiswa tersebut.
Penokohan
Anis Bas Wedan, Bashaer Othman dan Malala Yousufza merupakan beberapa tokoh-tokoh muda yang menjadi tokoh inspirasi pergerakan pemuda saat ini. Tentunya karena peran mereka dalam membawa “perubahan” bagi komunitasnya. Keberpengaruhan tokoh tersebut akhirnya menginspirasi banyak kalangan untuk  berkontribusi layaknya mereka, Maka jadilah mereka menggagas forum-forum penting bagi pemuda Indonesia seperti yang dilakukan oleh Anis bas wedan saat mendirikan Indonesia mengajar, dan menjadi inspirasi dalam Parlemen Muda. Bashaer Othman tak kalah popular, dengan umurnya yang masih belia (16 tahun) dia dinilai sebagai role mode pergerakan pemudi saat ini,sebab dengan umurnya yang masih muda ditambah dia adalah sosok perempuan mampu membawa perubahan yang cukup berarti pada kota Alar,Palestina tempat dia menjalankan tugasnya sebagai walikota selama 2 bulan. Dalam Liptuan6.com, 18 Oktober 2012 menyatakan bahwa Madone rela buka-bukan untuk mendukung  aktivis muda Pakistan Malala Yousafzai. Malal Yousafzai saat ini dikenal sebagai aktivis pejuang pendidikan yang telah meninspirasi banyak orang bahkan Aktris sekaligus aktivis hak asasi manusia, Angelina Jolie ikut memberikan keprihatinaannya pada gadis 16 tahun ini.
Penokohan tokoh-tokoh tersebut tentu tidak terlepas dari peran media yang memiliki posisi sosial tertentu di Indonesia saat ini. Media memempati posisi ke empat dalam strata keberpengaruhan terhadap kondisi bangsa setelah lembaga Legislatif, Yudikatif dan Eksekutif. Media memainkan peran yang sentral untuk mengarus opinikan kepentingan pemerintah dan global. Termaksud mengarus opinikan pemuda dan bentuk partisipasinya membangun bangsa.
Bentuk –bentuk partisipasi seperti diataslah yang “dipersepsikan” pemuda saat ini sebagai bentuk partisipasi penuh dirinya untuk membangun bangsa. Kondisi ini sangat efektif untuk tipe pemuda yang memiliki semangat kepedulian yang tinggi. Namun ada tipe pemuda yang ingin memberikan pula kontributifnya untuk Negara namun dengan cara yang berbeda. Misalnya dengan mendapat IPK yang tinggi akan membuat dirinya dapat bekerja dan dari sanalah dia akan memberi baktinya pada Indoensia. Ada pula yang berpendapat yaitu dengan memperbaiki moral dan akhlak pemuda bangsa maka menjamurlah organisasi-organisasi yang dipenuhi dengan mereka yang fokus dalam perbaikan Akhlak untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
Inilah fenomena-fenomena bentuk partisipasi aktif pemuda Indonesia saat ini. Paradigma yang berkembang saat ini adalah “kontribusi nyata apa yang mampu kamu berikan untuk Indonesia lebih baik”. Dengan statmen ini maka akan mengeliminir paradigma kontemporer dimana mahasiswa aktif adalah mahasiswa yang turun ke jalan menyuarakan aspirasinya. Kini dengan pemberitaan Media yang terkadang berlebihan akan menyudutkan posisi pemuda yang sebenarnya. Selain itu paradigm tersebut juga mengeliminir pemuda konseptual, dimana kelompok ini melakukan aktivitasnya dengan cara membangun kesadaran sosial politik melalui diskusi dan seminar.
Inilah kondisi  pemuda saat ini. Pertanyaaanya, mampukah paradigm “partisipasi penuh” pemuda seperti itu membawa perubahan yang lebih baik bagi bangsa ini secara menyeluruh?
Yang perlu kita sadari bahwa perubahan harus berasal dari pengindraan terhadap realitas masalah umat secara komperhensif dan sistematis. Sehingga kita akan menemukan bahwa kelaparan, kebodohan, tidak meratanya pembanguanan, hilangnya moral bangsa merupakan masalah cabang dari kesalahan sistem kapitalis yang di anut oleh dunia saat ini. Untuk itu penyelesaian terhadap permasalahan diatas haruslah melalaui perbaikan sistem. jika kita sudah mengindra bahwa sistem yang ada saat ini telah melahirkan kekacauan maka seharusnya yang perlu disikapi secara serius adalah perbaikan sistemnya.   Perbaikan sistem tidaklah mudah, perbaikan sistem tidak semudah menurunkan rezim, perbaikan sistem butuh kerjasama dari berbagai lapisan masyarakat termaksud pemuda.
Penganut agama Islam di Indonesia sangatlah besar, yaitu sekitar 12,7 persen dari total Muslim dunia. Pada tahun 2010, penganut Islam di Indonesia sekitar 205 juta jiwa atau 88,1 persen dari jumlah penduduk.( www.anashir.com) Jumlah yang demikian banyaknya harusnya berkorelasi positif dengan QSAli Imran:110 “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.  

Umat terbaik sepanjang masa sebenarnya telah tercermin pada beberapa tahun lalu dimana selama 13 Abad lamanya kaum muslim berada dalam naungan Islam sebagai mabda kehidupannya. Saat itu pemuda-pemuda islam telah membawa Islam keseluruh penjuru dunia, memberikan kesejahtraan, keselamatan, dan keberkahan di setiap negeri-negeri di bawah panji Islam. Hal ini sesuai dengan QS. Al-A’raf:96 “Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Kholid bin Walid, Saad bin abi Waqos, Mus’ab bin Umair, Ubaidah bin Jararah(sang pembebas Syam)dan sahabat-sahabat Rasulullah yang lain telah memberikan kontribusi nyatanya untuk membawa perubahan kebangkitan pada 2/3 belahan dunia. Selama 13 Abad para tokoh penggerak perubahan tersebut telah membebaskan manusia dalam penjajahan tak rasional. Lalu apa yang menggerakan pemuda-pemuda hebat tersebut?

Kekuatan mabda islam telah melahirkan keyakinan yang kuat, keberanian yang membara untuk membawa perubahan yang  nyata terhadap bangsa. Bagaimana tidak, daerah-daerah sebelum ditaklukan oleh Islam mengalami keadaan yang sama seperti saat ini dimana kemiskinan, korupsi, penjajahan perempuan, prostitusi, keterbelakangan pendidikan dll mengakar kuat di daerah-darah tersebut, namun setelah Islam datang melalui para pemuda keadaan itu berubah 180 derajat.

Pemuda-pemuda pembebas itu menyadari sepenuhnya bahwa perubahan yang dilakukan haruaslah perubahan total terhadap umat. Sama seperti gejolak yang terjadi saat ini dimana para pemuda di timur tengah khususnya wilayah syam, meneriakan dan memperjuangan tidak hanya jatuhnya rezim tapi juga perubahan sistem menjadi sistem pemerintahan khilafah. Karena mereka meyakini janji Allah akan datangnya kesejahtraan, keamanan, berkah dari langit dan bumi jika penduduk bumi kembali kepada mabda islam sebagai asas kehidupannya. Merekapun meyakini dengan sepenuh hati akan janji Allah akan datangnya khilafah sebagai pembebas umat dari keterpurukan ini adalah janji Allah yang pasti.

Arus gelombang pemuda syam ini terus menerus mengalir membuat ketakutan tersendiri pada Barat. Saat barat terpuruk dengan kemiskinan akibat revolusi arab yang dimotori oleh para pemuda, maka barat kini menjalankan rencana cadangan untuk membidik daerah lain sebagai sumber jajahan dan sumber pemasukan agar kemiskinan global di Negara-negara barat bisa teratasi.
Dalam presentasi Laporan Triwulanan Ekonomi Indonesia di Gedung Pascasarjana Universitas Paramadina, Jakarta, Penasihat Ekonomi Bank Dunia untuk Indonesia, Ndiam Diop mengatakan bahwa  Pada sektor Penanaman Modal Asing (PMA), menurut Diop, krisis finansial yang terjadi di Eropa telah menarik para investor untuk berinvestasi di negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, Diop mengatakan Indonesia harus mampu menangkap peluang tersebut dengan menyiapkan iklim investasi yang menunjang, seperti pembangunan infrastruktur baru, peningkatan keterampilan dan pendidikan SDM, serta memperkuat perlindungan sosial.
"Pemerintah Indonesia harus bisa membuat investasi sebagai kunci pertumbuhan ekonomi," katanya.( ANTARA News. 15 Oktober 2012)
Disinilah letak peran pemuda Indonesia sebagai Objek perubahan yang diharapkan barat sebagai penyelamat global. Lebih khusus pemuda Indonesia yang sebagian besar ber agama Muslim harusnya menyadari potensinya untuk mengembalikan umat sebagai umat terbaik dengan menjadikan mabda Islam sebagai asas dalam perjuanannya. Selain itu pemuda Islam haruslah menjadikan Role model pergerakannya pada sosok-sosok sahabat Rasulullah atau setidaknya mencontoh para pemuda di suriah, Libanon, Yaman dll yang menyerukan perubahan total menuju Khilafah Islamiah.
Sangat penting juga bagi para pemuda selalu menghadirkan aspek rohani yang dibutuhkan menuju rovolusi yang sejati yaitu Kesabaran, Konsisten dan meningkantkan wawasan politik Idiologis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkembangan Penelitian IPB sebagai Penjawab Permasalahan Pertanian Indonesia

jilbab dan khimar...