Dapur Nulis
Seperti judulnya, namanya juga dapur pasti ada yang memasak dan dimasak. Kalau tidak ada asap artinya belum ada proses. Nah, sama seperti kelas ke 3 Revowriter dihari Selasa kemarin. Namanya kelas artikel. Itulah menu yang disajikan oleh bu Asri Supatmiati sebagai chef di dapur nulis. Keseruannya didalam kelas membuat para peserta berasap alias ngebul.
Berbeda dengan kelas sebelumnya, dimana kita diajak menemukan strong why dan belajar menggali sumur ide, sekarang saatnya kita menyajikan tulisan berupa artikel/ opini. Kelas artikel ini cukup membuat ngebul para peserta Revowriter, karena kita diharapkan membuat artikel yang memenuhi kriteria tertentu. Jika tidak, maka tulisan kita hanya sekedar coretan tanpa dampak.
Bagaimana mengolah ide dan menyusun kata agar menjadi kalimat menarik dan berdampak, membutuhkan trik khusus. Teman-teman di kelas Revowriter nampaknya berfikir keras bagaimana memunculkan susunan kalimat yang menarik untuk dibaca. Saya sendiri merasa tertantang untuk membuat tulisan yang menarik bahkan bisa dimuat di beberapa media. Hanya saja, ada sedikit rasa ragu apakah saya bisa membuat tulisan yang baik bahkan memiliki dampak untuk pembaca. Berdasarkan pengalaman, seringkali saat membuat sebuah artikel, memerlukan waktu lama untuk selesai. Tulis-hapus berulang kali saya lakukan karena merasa alur tidak sesuai atau pemilihan diksi tidak tepat. Namun, kelas artikel ini sangat membantu saya untuk berani membuat artikel dengan trik khusus yang sudah diberikan bu Asri. Semoga saya bisa menyajikan tulisan menarik dari dapur nulis saya sendiri.
#PR5KelasBasic
#KelasArtikel
#Revowriter25
Ditunggu tulisan tulisan berikutnya ya... 👍
BalasHapus