LDR vs ISTRI/ IBU SHOLIHAH
Berulangkali bahasan kami (saya dan suami) seputar LDR. Mungkin karena kami jarang LDR kali ya dan saat ini kami sedang menjalani LDR walau cuma 3 minggu (tapi WOW bgt). Obrolan kami bermula dari kawan yang menikmati LDR sepanjang pernikahannya. Kunci sukses dari LDR itu menurut pasangan tersebut adalah komunikasi dan kepercayaan. Jika tidak ada keduanya, maka LDR akan terasa menyakitkan.
Pembahasan LDR ini sangat penting, karena bagaimanapun, setiap keluarga pasti akan mengalaminya, yaaa meski cuma 3 hari. Namun tetap saja harus dijalani dengan tepat yaitu sesuai tuntunan syara’.
Kami tidak sedang membicarakan suami istri yang berpisah karena himpitan ekonomi sehingga mengharuskan keduanya untuk kerja dan berpisah. Tapi kami membicarakan suami istri yang seringkali berpisah karena mengejar eksistensi. Suami bekerja dan istri tidak mau kalah untuk menghasilkan uang alias mengejar karir.
Sejatinya sebagai perempuan, ada kedudukan sendiri untuk menjadi mulia. Perempuan sholihah yang mengenakan pakaian takwa akan lebih mulia dari bidadari bermata jeli yang diciptakan Allah dalam surga. Terlebih lagi jika perempuan tersebut sudah menikah, maka yang harus dilakukannya adalah tunduk patuh pada ketentuan agama dengan menjadi ummun warabatul bait yang sholihah.
Perempuan/ istri yang sholihah akan ikhlas untuk menanggalkan atributnya diranah publik untuk mengurus urusan domestik.
Perempuan/ istri yang sholihah akan ikhlas meninggalkan tempat asalnya untuk ikut bersama suaminya kemanapun suami tinggal.
Begitu juga perempuan/ istri sholihah yang ditinggal suaminya sementara waktu sehingga LDR, maka ia akan ikhlas dengan menjaga kehormatannya, amanahnya, dan hartanya.
Ikhlas itu ibarat mengeluarkan tinja di WC disaat kita merasa sangat mulas. Plong. Enggak kecewa, enggak sedih, apalagi kepikiran. Lupakan saja. Namun bedanya, ikhlas disini harus dibarengi dengan tawakal kepada Allah.
Ikhlas akan mendatangkan banyak hikmah/ pelajaran bagi pasangan suami istri. Misalnya akan lebih bersyukur thd nikmat yang Allah berikan, yang mana mungkin selama bersama pasangan nikmat itu dianggapnya biasa saja. Yaitu, Allah karuniakan anak untuk menemani kita dikala sedang jauh dengan suami. Selain itu contoh lainnya, dengan berpisah maka istri akan lebih menyadari pentingnya kehadiran sosok suami, mungkin dirumah suami biasa membantu urusan rumah tangga, membantu mendisiplinkan anak, memberi wejangan, dan melindungi kita dari bahaya, serta banyak lainnya.
Jadi kesimpulan nya, apapun yang akan kita pilih dan kita lakukan dalam hidup ini harus dibarengi dengan pemahaman terhadap ilmu agama. Menjadi perempuan sholihah, istri sholihah, dan ibu sholihah, sepatutnya menjadi tujuan utama untuk eksis dimata Allah.
#harike8
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Komentar
Posting Komentar