Cerita persalinan vs suami kerja
Kemarin, ada undangan dari teman untuk menghadiri syukuran atas kelahiran putra pertamanya. Saat acara si ibu bercerita kenapa harus di cesar, ternyata Karena sudah lewat hpl dan si ibu belum merasakan kontraksi. Sudah dua kali si ibu di suntik perangsang, namun belum juga mau keluar bayinya. Akhirnya jalan terakhir adalah cesar.
Saat cerita ini suami sedang berada di ujung kalsel, sangat jarang kami berpisah kecuali memang ada urusan kerjaan yang tidak bisa dielakkan. Yaaa, ldr memang tidak nyaman serasa ada bagian yang hilang. Terkadang kami berfikir, apakah kami saja yang merasa begini ketika berpisah?! Atau pasangan suami istri lainnya juga merasakan hal yg sama?!. Suami selalu menghibur jika kami sudah mulai kangen..
“kita masih mending, coba kita lihat kawan ni, dia dinas setiap bulan 2 minggu ninggalin istrinya, dan sekarang istrinya sedang menanti kelahiran bayinya. Bisa jadi istrinya lahiran tanpa suami disampingnya” terangnya
“jadi apa yang dia (sang suami) rasakan menghadapi momen seperti ini?” tanyaku
“dia bilang khawatir, karena ditinggal dikebun bersama bidan, khawatir kalau nanti cesar. Dia nanya gimana agar lahirannya normal” ceritanya
“terus sayang jawab apa? Pasti istrinya sangat sedih ya suami nya g disampingnya” paparku
“iya pasti sedih tuh istrinya. Ya aku jawab sj selain banyak jalan juga saran bidan harus banyak ***” jawab suami
“kalau itu terjadi ke kita, gmn? Disaat yang sama aku akan lahiran dan sayang harus dinas, gimana tuh? Yang namanya istri y pasti sedih kalau jauh dr suaminya disaat mau lahiran, tp kan tergantung suami nya lagi, tetap berangkat dinas ataukah mendampingi istrinya” tandasku
“ya aku akan pilih bersama istri saja” jawabnya simple
… its ok, kadang pekerjaan menimbulkan resiko untuk keluarga. Adanya tuntutan pekerjaan kadang mengharuskan suami istri berada dalam kondisi LDR. Tapi bukannya itu pilihan? Jika tidak mau LDR, ya hindari sebabnya. Jika tidak masalah dengan LDR ya monggo. Sekali lagi kita tidak bisa menilai keluarga orang lain.
#harike5
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Komentar
Posting Komentar