KHILAFAH...???
Oleh : Ainun Istiharoh*
Khilafah atau imamah secara bahasa berarti kepemimpinan umum atas seluruh kaum muslim di dunia untuk menerapkan hukum-hukum syariah dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Khilafah bukanlah pemerintahan monarki, republik, imperium atau federasi. Khilafah juga bukan kepemimpinan mazhab. Khilafah adalah sebuah janji, dan baginda Nabi telah menyatakan bahwa khilafah akan menjadi system terbaik dan terakhir dimuka bumi, yang akan mempersatukan seluruh umat manusia, bukan hanya Islam, dalam pemerintahan satu dunia dibawah seorang pemimpin.
Selama satu abad lebih dunia dipenuhi hingar bingar system pemerintahan yang dibuat oleh barat. Di atas semua system itu yang paling berhasil menyusup ke benang-benang politik modern adalah system demokrasi. Kelak system inilah yang melahirkan kapitalisme, sekulerisme bahkan komunisme yang sempat menjadi paham ideologis yang berkembang sangat cepat di Negara-negara besar seperti China, Rusia (dulu Uni Soviet) bahkan Indonesia.
Kehancuran kapitalisme yang ada saat ini, termasuk didalamnya demokrasi merupakan jalan masuk bagi terciptanya sebuah system dan tatanan baru yang islami. Pertumbuhan populasi umat islam yang mencengangkan, tingkat konversi agama yang tinggi, khususnya di kalangan cendekiawan barat dan anak-anak muda serta angka kelahiran bayi-bayi muslim yang berlipat ganda di Eropa, Amerika dan Asia telah memberi dampak luar biasa terhadap ledakan populasi umat manusia. Kelebihan populasi yang seringkali diagungkan oleh kelompok environmentalis agar manusia bisa merelakan diri untuk berbagi tempat dengan alam yang kemudian akan berakhir pada ide mereduksi populasi hanyalah alasan besar untuk menghabisi umat islam. Faktanya, ide-ide tersebut selalu berhenti di meja perundingan.
Tuhan telah memperlihatkan kekuasaannya dengan menggerakkan sebuah kekuatan besar yang saat ini telah tumbuh dalam sel-sel kecil terorganisasi secara mandiri. Setiap sel akan menyatu dalam payung yang sama dibawah kalimat tauhid yang sama. Perkembangan gerakan ini telah membuat banyak orang dipucuk kekuasaan khawatir, namun pengambilalihan kekuasaan harus terjadi, cepat atau lambat.
Umat islam saat ini koyak dan terinjak-injak. Palestina, Khasmir, Chechnya, Afganistan, Irak, Pakistan dan yang lainnya. Tumbuhnya jumlah populasi yang sangat besar selama beberapa decade terakhir merupakan petunjuk yang seharusnya disadari dengan bijaksana bahwa penjajahan barat terhadap umat islam akan berakhir sebentar lagi. Hal ini sekaligus menjadi petunjuk bagi Zionis untuk memberikan perlawanan serius termasuk menjalankan dengan segera rancangan Tatanan Dunia Baru untuk menghadapi system kekhilafahan yang akan lahir dalam satu decade ke depan.
Apa yang terjadi di Palestina adalah cermin umat Islam. Pembunuhan, penggusuran, pemerkosaan, pembantaian, pencurian organ tubuh dan segala macam aksi kebrutalan Yahudi seharusnya menjadi peringatan bagi umat islam bahwa penyatupaduan umat dalam sebuah system yang telah dijanjikan Nabi adalah awal perjuangan sesungguhnya. Islam terpecah belah karena tidak memiliki pemimpin. Islam diinjak-injak dan dihinakan karena tidak memiliki system. Apa yang dilakukan saat ini oleh pemimpin-pemimpin dunia Islam, khususnya di Timur Tengah dan Negara-negara arab sungguh memalukan. Gaza telah hancur porak poranda, anak-anak mati dibunuh, sementara tetangga-tetangga muslim ini tidak mampu berbuat apa-apa. Palestina telah menjadi cermin retak sehingga kita tidak bisa melihat gambaran diri kita sendiri.
Konflik berkepanjangan ini ditambah dengan publikasi tipuan media yang membentuk opini bahwa Israel lah yang seharusnya dilindungi dari serangan Hamas dan Hizbullah. Kepentingan politik Yahudi harus menjadi prioritas di Timur Tengah, khususnya di wilayah paling strategis, Jerusalem.
Berbanding lurus dengan tekanan tersebut, perkembangan ekonomi Negara-negara barat yang menjadi pionir demokrasi mulai menampakkan tanda-tanda kehancuran. Pakar ekonomi Zionis, George Soros, memprediksi tahun 2011 akan menjadi awal degradasi ekonomi di Eropa. Yunani dan Irlandia telah memulai krisis ekonominya di paruh terakhir tahun 2011 dan Negara-negara Eropa lainnya, kecuali Jerman, akan mengalami stagnasi ekonomi yang panjang dan akan menjadi lebih buruk. Hal ini telah terbukti pada tahun 2011 lalu. Amerika telah mengawali kehancuran ekonomi dengan membawa bangsa-bangsa yang bergantung padanya kedalam masa-masa kegelapan. Fase kehancuran ekonomi jilid pertama ini akan diikuti dengan fase berikutnya di Eropa.
Layaknya efek domino, sebuah krisis akan melahirkan krisis yang lain, dan ekonomi merupakan sendi paling kuat membentuk kekuatan sebuah Negara. Jika ekonomi dihancurkan maka elemen politik, social, budaya dan yang lainnya akan terkena dampak yang sama. Efek domino inilah yang saat ini bergerak dari Amerika ke Eropa. Demokrasi menuju ke ambang jurang dan bersiap-siap membunuh dirinya sendiri. Inilah alasan mengapa khilafah diperlukan.
*Mahasiswi AGH 46
Khilafah atau imamah secara bahasa berarti kepemimpinan umum atas seluruh kaum muslim di dunia untuk menerapkan hukum-hukum syariah dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Khilafah bukanlah pemerintahan monarki, republik, imperium atau federasi. Khilafah juga bukan kepemimpinan mazhab. Khilafah adalah sebuah janji, dan baginda Nabi telah menyatakan bahwa khilafah akan menjadi system terbaik dan terakhir dimuka bumi, yang akan mempersatukan seluruh umat manusia, bukan hanya Islam, dalam pemerintahan satu dunia dibawah seorang pemimpin.
Selama satu abad lebih dunia dipenuhi hingar bingar system pemerintahan yang dibuat oleh barat. Di atas semua system itu yang paling berhasil menyusup ke benang-benang politik modern adalah system demokrasi. Kelak system inilah yang melahirkan kapitalisme, sekulerisme bahkan komunisme yang sempat menjadi paham ideologis yang berkembang sangat cepat di Negara-negara besar seperti China, Rusia (dulu Uni Soviet) bahkan Indonesia.
Kehancuran kapitalisme yang ada saat ini, termasuk didalamnya demokrasi merupakan jalan masuk bagi terciptanya sebuah system dan tatanan baru yang islami. Pertumbuhan populasi umat islam yang mencengangkan, tingkat konversi agama yang tinggi, khususnya di kalangan cendekiawan barat dan anak-anak muda serta angka kelahiran bayi-bayi muslim yang berlipat ganda di Eropa, Amerika dan Asia telah memberi dampak luar biasa terhadap ledakan populasi umat manusia. Kelebihan populasi yang seringkali diagungkan oleh kelompok environmentalis agar manusia bisa merelakan diri untuk berbagi tempat dengan alam yang kemudian akan berakhir pada ide mereduksi populasi hanyalah alasan besar untuk menghabisi umat islam. Faktanya, ide-ide tersebut selalu berhenti di meja perundingan.
Tuhan telah memperlihatkan kekuasaannya dengan menggerakkan sebuah kekuatan besar yang saat ini telah tumbuh dalam sel-sel kecil terorganisasi secara mandiri. Setiap sel akan menyatu dalam payung yang sama dibawah kalimat tauhid yang sama. Perkembangan gerakan ini telah membuat banyak orang dipucuk kekuasaan khawatir, namun pengambilalihan kekuasaan harus terjadi, cepat atau lambat.
Umat islam saat ini koyak dan terinjak-injak. Palestina, Khasmir, Chechnya, Afganistan, Irak, Pakistan dan yang lainnya. Tumbuhnya jumlah populasi yang sangat besar selama beberapa decade terakhir merupakan petunjuk yang seharusnya disadari dengan bijaksana bahwa penjajahan barat terhadap umat islam akan berakhir sebentar lagi. Hal ini sekaligus menjadi petunjuk bagi Zionis untuk memberikan perlawanan serius termasuk menjalankan dengan segera rancangan Tatanan Dunia Baru untuk menghadapi system kekhilafahan yang akan lahir dalam satu decade ke depan.
Apa yang terjadi di Palestina adalah cermin umat Islam. Pembunuhan, penggusuran, pemerkosaan, pembantaian, pencurian organ tubuh dan segala macam aksi kebrutalan Yahudi seharusnya menjadi peringatan bagi umat islam bahwa penyatupaduan umat dalam sebuah system yang telah dijanjikan Nabi adalah awal perjuangan sesungguhnya. Islam terpecah belah karena tidak memiliki pemimpin. Islam diinjak-injak dan dihinakan karena tidak memiliki system. Apa yang dilakukan saat ini oleh pemimpin-pemimpin dunia Islam, khususnya di Timur Tengah dan Negara-negara arab sungguh memalukan. Gaza telah hancur porak poranda, anak-anak mati dibunuh, sementara tetangga-tetangga muslim ini tidak mampu berbuat apa-apa. Palestina telah menjadi cermin retak sehingga kita tidak bisa melihat gambaran diri kita sendiri.
Konflik berkepanjangan ini ditambah dengan publikasi tipuan media yang membentuk opini bahwa Israel lah yang seharusnya dilindungi dari serangan Hamas dan Hizbullah. Kepentingan politik Yahudi harus menjadi prioritas di Timur Tengah, khususnya di wilayah paling strategis, Jerusalem.
Berbanding lurus dengan tekanan tersebut, perkembangan ekonomi Negara-negara barat yang menjadi pionir demokrasi mulai menampakkan tanda-tanda kehancuran. Pakar ekonomi Zionis, George Soros, memprediksi tahun 2011 akan menjadi awal degradasi ekonomi di Eropa. Yunani dan Irlandia telah memulai krisis ekonominya di paruh terakhir tahun 2011 dan Negara-negara Eropa lainnya, kecuali Jerman, akan mengalami stagnasi ekonomi yang panjang dan akan menjadi lebih buruk. Hal ini telah terbukti pada tahun 2011 lalu. Amerika telah mengawali kehancuran ekonomi dengan membawa bangsa-bangsa yang bergantung padanya kedalam masa-masa kegelapan. Fase kehancuran ekonomi jilid pertama ini akan diikuti dengan fase berikutnya di Eropa.
Layaknya efek domino, sebuah krisis akan melahirkan krisis yang lain, dan ekonomi merupakan sendi paling kuat membentuk kekuatan sebuah Negara. Jika ekonomi dihancurkan maka elemen politik, social, budaya dan yang lainnya akan terkena dampak yang sama. Efek domino inilah yang saat ini bergerak dari Amerika ke Eropa. Demokrasi menuju ke ambang jurang dan bersiap-siap membunuh dirinya sendiri. Inilah alasan mengapa khilafah diperlukan.
*Mahasiswi AGH 46
Komentar
Posting Komentar