harga cabe naik????
Menguak Kenaikan Harga Cabai...?!
S |
udah tahu belum kalau harga cabai sekarang makin mencekik leher? Wah...saya rasa anak IPB sudah tahu semua kalau masalah beginian mah karena masalah cabai-mencabai memang anak IPB yang handal. Tapi tidak menjamin juga, meskipun mereka tahu khawatirnya tidak mau tahu mengenai masalah yang dihadapi umat. Ckckck...sepertinya memang perlu dibantu untuk menganalisa apa yang terjadi dibalik naiknya harga cabai ini...!.
Rumor naiknya harga cabai ini mulai terjadi sejak lama, hingga pada pertengahan bulan Juni 2010 yang lalu diketahui harga cabai mencapai Rp 40.000/kg didaerah Ciamis. Harga ini cukup mencengangkan karena melebihi harga beras per kg-nya. Selain itu harga cabai ini sama dengan dua kali harga ayam. Hingga bulan Desember 2010 ini harga cabai mencapai Rp 85.000/kg-nya dan di daerah Bogor masih mencapai Rp 80.000/kg-nya. Berbicara mengenai kenaikan harga cabai, beberapa orang mengatakan bahwa kenaikan itu adalah hal yang wajar dan tidak berpengaruh terhadap pola konsumsi rakyat karena cabai bukanlah komoditas pokok. Pernyataan tersebut jelas tidak dapat kita terima, karena dampak kenaikan harga cabai cukup meresahkan rakyat. Kenaikan harga cabai ini menimbulkan rasa keingintahuan beberapa kalangan baik masyarakat, mahasiswa maupun pemerintah. Hal ini dikarenakan, naiknya harga cabai menimbulkan beberapa dampak yang semakin meresahkan rakyat.
Dampak dari kenaikan harga cabai ini adalah, pertama turut naiknya harga komoditi yang lain. Hal ini dikarenakan kultur Indonesia yang cenderung membuat musim buatan sehingga seolah-olah barang-barang semuanya mengalami kenaikan hanya karena kenaikan harga satu macam komoditi, misalnya harga sayur-sayuran seperti bawang merah, telur ayam, bahkan nasi bungkus pun mengalami kenaikan akibat naiknya harga cabai. Kedua semakin berkurangnya minat petani untuk menanam cabai karena isu yang sudah menyebar mengatakan bahwa kenaikan harga cabai diakibatkan permintaan konsumen yang besar sedangkan stok produksi cabai sedikit yang diakibatkan karena serangan hama penyakit dan curah hujan yang tinggi. Secara garis besar, dampak utama yang ditimbulkan dari naiknya harga cabai itu adalah terjadinya ketidakstabilan kondisi dalam negara baik itu dilihat dari kacamata ekonomi maupun dari sosial budaya.
Kondisi ekonomi yang dimaksud adalah pendapatan petani yang semakin berkurang dibandingkan dengan keuntungan yang didapat oleh distributornya (dalam hal ini tengkulak), melihat perbedaan pendapatan tersebut berbeda pula distribusi pendapatan petani didaerah lain. Dengan demikian mengakibatkan kondisi sosial budaya di negara ini juga terganggu. Maksudnya adalah kebiasaan-kebiasaan buruk para pelaku pasar yang notabene banyak merugikan rakyat terutama para petani.
Jika dianalisa penyebab kenaikan harga cabe, ada beberapa hal yang patut dikritisi, yaitu apakah benar terjadi penurunan produksi cabai disaat permintaan terhadap cabai meningkat? Hal ini perlu dicari beberapa daerah sebagai centra penghasil cabai. Centra penghasil cabai di Indonesia cukup banyak diantaranya kota Pagaralam-Sumsel, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Curup di Bengkulu dan Palembang serta beberapa daerah lainnya. Sehingga memungkinkan produksi cabai meningkat. Jika faktornya adalah cuaca dan iklim yang akhir-akhir ini susah untuk diprediksi, maka memungkinkan turunnya produksi cabai. Selain itu, penyebab naiknya harga cabai tidak lepas dari kegiatan para tengkulak yang menimbun hasil produksi cabai dari petani yang kemudian dijual di pasar sedikit demi sedikit. Akibat penimbunan ini adalah semakin sedikitnya produksi cabai yang dapat dijual karena cabai merupakan komoditas hortikultura yang cepat rusak dan sangat terpengaruh terhadap kelembaban. Sehingga perlu adanya pengaturan dari pemerintah terkait dengan distribusi komoditas cabai di pasar sekaligus mengontrol kestabilan harga dan mengatur pengusahaan cabai.
Sampai saat ini peran pemerintah dalam mengontrol kestabilan harga dan distribusi di pasar sangatlah kurang. Hal ini dikarenakan regulasi yang digunakan cenderung serba otonomi daerah sehingga tidak heran jika ditemukan di suatu daerah kenaikan harga cabai sangat tinggi sementara di daerah lainnya biasa saja. Begitu pula dengan penjagaan kestabilan harga yang kurang optimal karena diserahkan pada mekanisme pasar sehingga ketika menjelang hari-hari tertentu naiknya melonjak tajam sementara pada waktu yang lain sangat merosot.
Terkait penyebab diatas, solusi yang bisa dilakukan oleh generasi pertanian penerus bangsa yang intelektual adalah mengantisipasi pengaruh perubahan cuaca dan iklim yang merupakan faktor lingkungan pertumbuhan tanaman cabai, dan pengembangan ilmu pengetahuan terkait ketahanan tanaman cabai terhadap hama dan penyakit serta pelaksanaan kontrol terhadap kebijakan pemerintah.
" Segala hal yang menyangkut kesejahteraan dan hajat hidup umat semata-mata adalah tanggung jawab pemerintah "
Komentar
Posting Komentar